Minggu, 17 Februari 2013

My First Mr. X

Aku melihatnya sejak hari pertama MOS (masa orientasi siswa) di MAN 1. Tepatnya di lapangan pada senin pagi, saat upacara pembukaan MOS. Cowok itu berdiri di bagian kelas X-B, kelas tetanggaku. Aku kelas X-A. Dia ganteng, manis, tinggi, dan kayaknya lucu juga. Kuperhatikan dia. Dia mengenakan topi....., yang ga ada dikenakan oleh anak-anak lain. Jadinya kulihat dia yang paliing ganteng.
Cowok itu berbincang dengan salah satu calon teman sekelasku yang berdiri di depanku berjarak dua anak. Kenapa kubilang calon? Karena anggota kelas tiap kelas X baru saja dibagi. Jadi, bisa jadi akan ada perubahan lagi. Tampaknya dia asyik sekali berbincangnya. Dengan cewek cantik lagi. Huuuh....
Sesekali cowok itu tersenyum dan tertawa. Manis sekali. Tampaknya dia juga friendly. Tak lama kemudian, kulihat cowok itu melangkah ke depan barisan kelasnya. sepertinya dia mengajukan diri sebagai ketua kelas.
Aku ingin kenal cowok itu, kupikir. Aku pun maju agar berada tepat di belakang cewek itu.
“Hai!” Sapaku. “Lily.” Kuperkenalkan diri sambil menyodorkan tangan.
“Wati,” jawab cewek cantik itu.
“Kita sekela, ya.” Obrolan pembuka. Dan berikutnya....
“Iya,” sahutnya sambil tersenyum manis.
“O ya, cowok yang tadi itu, cowok kamu, ya?” To the point aja.
“Bukan,” jawabnya sambl mengibaskan tangannya. “Dia teman satu MTsku (Madrasah Tsanawiyah) kemaren.
O... syukurlah. Jadi aku masih punya kesempatan.
“O ya, MTs mana?” tanyaku lagi.
“MTsN Mulawarman.” Jawabnya ramah. “Kenapa? Kamu suka ya sama dia?”
Belum sempat kubertanya lagi, dia sudah bisa menebak maksudku.
“Ah, gak.” Aku menampiknya. Malunya ketahuan....
“namanya Arif. Tenang aja. Dia gak punya cewek qo.’
Aku cuma tersenyum malu.
“Nanti aku bilangin deh kalo kamu mau kenalan.”
Obrolan pagi itu cukup sampai di situ.
Lalu entah gimana caranya bisa begitu. Siangnya, waktu shalat zuhur, aku ketemu lagi sama cowok itu.kali ini dia negur aku lho.
Aku dan dua orang teman baruku, pergi bareng ke mushalla yang letaknya di lantai tiga sekolah ini. Kami para siswa diwajibkan melepas sepatu di bawah tangga tepat di lantai dua. Berrtiga kami duduk di sebuah bangku panjang sambil melepas sepatu dan berbincang. Tiba-tiba...
“Mau shalat juga, ya?”
Ada suara yang kayaknya kukenal deh. Dan sepertinya suara itu ditujukan ke aku.aku pun menengok ke arah suara itu. Saat itu kejadiannya begitu cepat. Kulihat cowok itu setengah jongkok sambil melepas sepatu juga.
“Iya,” jawabku.
“Aku duluan, ya.”
Dia pun berlari menaiki anak tangga.
Hari rabu. Sepulang acara penutupan MOS siang itu, aku berjalan dengan dua orang temanku yang lain. Kami melangkah menuju gerbang sekolah, menunggu jemputan orang tua kami masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar