Senin, 08 Februari 2010

Ikuti Hatimu

Marilah berkelana….

Bawalah inginmu bersama desir padang tandus. Bersama-sama mencari oasis. Kadang ditemukanlah sebuah fatamorgana. Senanglah yang dirasa. Dan saat diketahui hanyalah semu, kembali menunduklah bak menghitung butiran pasir. Lalu meraba langkah demi mencapai tuju.

Saat malam mencekam. Syukurlah tak pekat. Tetap kan berlalu. Menang tanpa istirahat kala itu. Dinginmenerpa. Takut. Cemas sering merajuk. Namun, harapan terus merongrong ingin berlari cepat, namun atas ketidak tenangan diri, terseok jua. Tertitih mengais jejak demi mengarah maju.

Saat panas menyertai. Beserta debu tak tak menyudutkan benaknya. Meski dengan mereka rasa yang entah bagaiman rupanya. Dengan tampak dari luar dikasihanilah. Dan seutuhnya dari dua sudut yang berbeda. Ingin, tidak akan, dan tidak mungkin saat ini.

Selalu dengan kata ‘TIDAK’ ! kau mengerti! Harus! Jika dedaunan tak bergoyang seiring angin. Maka, patutlah berduka. Jika layar kering hanyut di aliran air. Tentunya atas inginnya juga. Seolah terpikir dia, apa-apa yang akan menjadi pemandangannya sebelum mencapai muara. Ya, mungkin bukna muara yang nyata. Karena selama akna menangap. Mekarnya mawar kan silih berganti, sering terang lalu gelap, sering dingin lalu hangat, seiring di birunya laut. Karena itu tak boleh tersangkut sebelum di post pertama, post selanjutnya, selanjutnya lagi hingga di post terakhir. Dan keluarlah kau dari tantangan yang pertama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar