Selasa, 19 Februari 2013

kewirausahaan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktek pelayanan bidan perorangan (swasta), merupakan penyedia layanan kesehatan, yang memiliki kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Supaya masyarakat pengguna jasa layanan bidan memperoleh akses pelayanan yang bermutu dari pelayanan bidan, perlu adanya regulasi pelayanan praktek bidan secara jelas, persiapan sebelum bidan melaksanakan pelayanan praktek, seperti perizinan, tempat, ruangan, peralatan praktek, dan kelengkapan administrasi semuanya harus sesuai dengan standar.
Setelah bidan melaksanakan pelayanan di lapangan, untuk menjaga kualitas dan keamanan dari layanan bidan, dalam memberikan pelayanan harus sesuai dengan kewenangannya. Pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan organisasi Ikatan Bidan memiliki kewenangan untuk pengawasan dan pembinaan kepada bidan yang melaksanakan praktek perlu melaksanakan tugasnya dengan baik.
Penyebaran dan pendistribusian bidan yang melaksanakan praktek perlu pengaturan agar terdapat pemerataan akses pelayanan yang sedekat mungkin dengan masyarakat yang membutuhkannya. Tarif dari pelayanan bidan praktek akan lebih baik apabila ada pengaturan yang jelas dan trasparan, sehingga masyarakat tidak ragu untuk datang ke pelayanan bidan praktek perorangan (swasta). Informasi dari jasa pelayanan bidan untuk masyarakat perlu pengaturan yang jelas, agar masyarakat mendapatkan informasi yang jelas, sehingga konsumen bidan praktek swasta mendapatkan kepuasan akan layanan yang diterimanya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan yang terdapat pada judul makalah ini , maka rumusan masalah pada makalah ini membahas mengenai kewirausahaan BPS Norwahidah S.S.T dalam pelayanan kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak.
C. Tujuan
Tujuan kami mengangkat makalah di BPS Norwahidah S.Si.T adalah :
a. Umum
Tujuan didirikan BPS antara lain yaitu:
1. Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang memadai dan mudah di jangkau kepada masyarakat terutama ibu dan anak.
2. Untuk menurunkan angka persalinan yang dibantu oleh dukun kampung.
3. Untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di kelurahan tersebut.
4. Untuk membantu meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
b. Khusus
1. Untuk membantu masyarakat mendapatkan pelayana kesehatan yang optimal.
2. Untuk menerapkan ilmu yang sudah didapatkan.
3. Untuk mengembangkan usaha berupa penjualan jasa kepada masyarakat.
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan wawasan mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikan dalam memberikan pengetahuan tentang kewirausahaan sehubungan dengan BPS.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi serta memberikan manfaat bagi petugas kesehatan khususnya bidan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat .
3. Bagi Masyarakat
a. Masyarakat lebih mudah mendapatkan pelayanan kesehatan karena tempatnya lebih terjangkau.
b. Pertolongan persalinan yang ditolong oleh bidan kampung dapat di minimalisasikan.
c. Angka kematian ibu dan bayu dapat dikurangi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bidan adalah salah satu petugas kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya. Bidan telah diakui sebagai sebuah profesi dan untuk dapat dikatakan sebagai seseorang yang bekerja profesional, maka bidan harus dapat memahami sejauh mana sasaran dan ruang lingkup seorang bidan. Berikut ini akan coba saya uraikan Ruang lingkup dan Sasaran dalam praktik kebidanan.
Membicarakan ruang lingkup dan sasaran praktik kebidanan tidaklah lepas dari Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Registrasi dan Praktik Bidan.Sasaran dalam praktik kebidanan sesuai dengan KEPMENKES Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002, tersirat pada pasal 15 adalah IBU DAN ANAK.
Ibu yang dimaksudkan disini adalah wanita masa pra nikah (remaja), wanita pra hamil, wanita pada masa kehamilan, persalinan, nifas, menyususi dan masa antara (masa interval). Anak yang dimaksudkan disini adalah bayi baru lahir, masa bayi, masa anak balita dan masa pra sekolah.
Dalam pasal 14, praktiknya seorang bidan berwenang memberikan pelayanan dalam bentuk :
• - Pelayanan Kebidanan
• - Pelayanan Keluarga Berencana
• - Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Sesuai dengan pasal 16 dan 17, Pelayanan kebidanan yang dapat diberikan pada ibu dan juga anak, meliputi :
Pelayanan kebidanan pada ibu :
• Penyuluhan dan konseling
• Pemeriksaan fisik
• Pelayanan antenatal pada kehamilan normal dan abnormal (mencakup abortus imminens, hiperemesisi gravidarum tingkat I, preeklampsi ringan dan anemia ringan. Untuk pepanganan penyulit kehamilan ini bidan berwenang memberikan suntikan dan infus yang sesuai.
• Pertolongan persalinan normal dan juga termasuk persalinan letak sungsang, partus macet kepala di dasar panggul dengan tindakan vasum ekstraksi, ketuban pecah dini tanpa infeksi, perdarahan post partum, laserasi jalan lahir tingkat II dengan penjahitan, distosia karena inersia uteri primer dengan tindakan amniotomi jika pembukaan lebih dari 4cm dan diyakini persalinan dapat berlangsung secara normal, persalinan dari kehamilan post term dan pre term. Bidan juga dapat melakukan pertolongan pada persalianan gamelli dan berwenang untuk melakukan versi ekstraksi pada anak kedua atau seterusnya
• Pelayanan ibu nifas normal dan abnormal mencakup retensio plasenta, renjatan dan infeksi ringan
• Pelayanan dan pengobatan pada kelainan ginekologi yang meliputi keputihan, predarahan tidak teratur dan penundaan haid
Pelayanan kebidanan pada anak :
• - Pemeriksaan bayi baru lahir
• - Perawatan tali pusat
• - Perawatan bayi termasuk penangan hipotermi
• - Resusitasi bayi baru lahir
• - Pemantauan tumbuh kembang
• - Pemberian imunisasi
• - Pemberian penyuluhan
Dalam memberikan pelayan kebidanan, seorang bidan berwenang memberikan obat-obatan terbatas (pada bagian selanjutnya akan diuraikan). Selain itu dalam keadaan tidak terdapat dokter bidan dapat memberika pelayanan pengobatan pada penyakit ringan bagi ibu dan anak sesuai dengan kemampuanya, hal ini sesuai dengan yang terdapat pada pasal 17.
Pelayanan Keluarga Berencana
Sesuai pasal 19, Bidan dalam memberikan pelayanan keluarga berencana, berwenang untuk :
• Memberikan obat dan alat oral, suntikan dan alat kontrasepsi dalam rahim, alat kontrasepsi bawah kulit dan kondom
• Melakukan penyuluhan/konseling pemakaian kontrasepsi
• Melakukan pencabutan alat kontasepsi dalam rahim
• Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit
Sesuai pasal 20, bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat berwenang untuk :
- Pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan ibu dan anak
- Memantau tumbuh kembang anak
- Melaksanakan pelyanan kebidanan komunitas
- Melaksanakan deteksi dini, melaksanakan pertolongan pertama, merujuk dan memberikan penyulah tentang infeksi menular seksual, penyalah gunaan narkoba serta penyakit lainnya.
Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. ( Manajemen Menurut James A.F. Stoner)
Manajemen adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus.( Manajemen Menurut Mary Parker Follet)
Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di dalamnya. Pada umumnya ada empat (4) fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pelaksanaan (actuating) dan fungsi pengendalian (controlling). Proses untuk mencapai tujuan ini kemudian dituangkan menjadi fungsi manajemen. Adapun fungsi- fungsi yang terdapat dalam manajemen adalah sebagai berikut:
a. Planning
Perencanaan adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Dalam proses ini ditentukan tentang apa yang harus dilakukan, kapandikerjakan atau dimulai, bagaiman melakukannya, dengan cara apa hal tersebut dilaksanakan, dan siapa yang akan melakukan pekerjaan tersebut.
b. Organizing
Pengorganisasian adalah proses mengelompokkan berbagai kegiatan atau pekerjaan dalam unit-unit. Tujuannya adalah supaya tertata dengan jelas antara tugas, wewenang, dan tanggung jawab serta hubungan kerja dengan sebaik mungkin dalam bidangnya masing – masing.
c. Actuating
Menggerakkan atau melaksanakan adalah proses untuk menjalankan kegiatan atau pekerjaan dalam organisasi. Dalam menjalankan organisasi para pimpinan atanu manajer harus menggerakkan bawahannya untuk pekerjaan yang telah ditentukan dengan cara memimpin, memberi perintah, memberi petunjuk, dan memberi motivasi.
d. Controlling
Pengawasan adalah proses untuk menilai dan mengukur pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana.
Seorang bidan dapat memberikan pelayanan kebidanan ditempat pelayanan kesehatan, seperti puskesmas dan rumah sakit. Selain itu bidan dapat berpraktik secara mandiri yang biasa disebut dengan Bidan Praktik Swasta (BPS).
Bidan Praktik Swasta menurut IBI adalah Bidan yang diberi ijin untuk menjalankan praktik perorangan setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
Persyaratan bidan praktik swasta
1. Yang melaksanakan praktik adalah bidan sesuai dengan pengertian bidan yaitu seseorang yang telah menjalani program pendidikan bidan, yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesikan studi tersebut
2. Telah melaksanakan registrasi yaitu proses pendaftaran, pendokumentasian, dan pengakuan terhadap bidan setelah dinyatan memenuhi kompetensi inti atau standar penampilan minimal yang ditetapkan sehingga secara fisik dan mental mampu melaksanakan praktik profesinya.
Persyaratan registrasi :
- Fotokopi ijazah dan transkrip nilai
- Surat keterangan sehat dari dokter
- Pas foto ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 lembar
- Persyaratan lain sesuai dengan kebijakan IBI daerah
- Rekomendasi dari organisasi IBI
Kelengkapan ini dikirimkan ke dinas kesehatan provinsi institusi pendidikan berasa selambat-lambatnya 1 bulan setelah lulus
1. Memiliki Surat ijin bidan sebagai bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan asuhan kebidanan di seluruh wilayah Republik Indonesia
2. Memiliki Surat ijin praktik bidan sebagai sebagai bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik pelayanan kebidanan di wilayah kerja tempat dia berpraktik
3. Bidan melaksanakan praktik sesuai dengan kewenangannya
Kewajiban Bidan Praktik Swasta :
• Wajib mentaati peraturan undang-undang yang berlaku, dari dinas maupun dari profesi
• Wajib membantu program pemerintah dalam menigkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
• Wajib meningkatkan keilmuan dan keterampilannya mealalui pendidikan dan pelatihan
• Wajib melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan pelayanan yang diberikan dan dilampirkan ke puskesmas
• Wajib mengikuti kegiatan organisasi IBI
• Wajib menerima pembinaan yang dibseikan dinas kesehatan atau organisasi terkait
• Wajib mencantumkan SIPB atau fotokopi di ruang praktiknya
Hak Bidan Praktik Swasta
• Berhak mendapatkan ijin praktik
• Berhak mendapatkan perlindungan dari organisasi rofesi
• Berhak mendapatkan keterampilan/pengetahuan baru yang berkaitan dengan bidan praktik swasta
Sanksi Bidan Praktik Swasta
Bidan dalam melakukan praktik dilarang :
• Menjalankan praktik yang tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam ijin praktik
• Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan standar profesi
Bila melanggar, maka dikenakan sanksi :
Peringatan lisan atau tertulis kepada bidan yang melakuakn pelanggaran oleh kepala dinas kabupaten kota sebanyak maksimal 3 kali, jika tidak diindahkan maka SIPB dapat dicabut oleh kepala dinas kab kota.
Sebagai pegangan seorang bidan dalam menjalankan praktik pelayanan kebidanan, bidan dapat mengacu pada Lampiran I Kepmenkes Nomor 900/MENKES/VII/2002 Tentang Daftar Peralatan Praktik Bidan, Lampiran II Tentang Obat yang disediakan oleh bidan, Lampiran III Tentang Pelaksanaan Praktik Bidan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh bidan yang akan berpraktik secara swasta :
1. Harus memiliki tempat dan ruangan praktik yang memenuhi persyaratan kesehatan
2. Menyediakan tempat tidur untuk persalinan minimal 1 dan maksimal 5 tempat tidur, jika memiliki lebih dari 5 tempat tidur maka harus memperkerjakan bidan lain yang juga memiliki SIPB
3. Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan melaksanakan prosedur tetap yang berlaku
Menyediakan obat-obatan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

BAB III
METODE PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu dalam penelitian yang seluruh variable diamati pada saat bersamaan pada waktu berlangsungnya penelitian dengan bantuan questioner
2. Perizinan Pendirian BPS
SIB : SIB/547_AKDIT/DINKES
SIPB : 503/ 199/ SIPB/ 07/ Dinkes
3. Alat dan Bahan
A. Peralatan Tidak Steril
No Jenis Alat Jumlah
1. Tensi meter 1
2. Stetoskop bioculer 1
3. Stetoskop monocular 1
4. Timbangan Dewasa 1
5. Timbangan Bayi 1
6. Pengukur Panjang Bayi 1
7. Termometer 1
8. Oksigen dengan Regulator 1
9. Ambu bag dengan masker resusitasi (ibu dan Bayi) 1
10 Pengisap Lendir 1
11 Lampu / Sorot 1
12 Strilisator 1
13 Bak Instrumen dengan tutup 2
14 Reflek Hamer 1
15 Alat pemeriksa HB (sahli) 1
16 Set pemeriksaan Urin 1
17 Pita Pengukur 1
18 Sarung Tangan Karet untuk mencuci alat 1
19 Apron atau celemek 1
20 Masker 2
21 Pengaman Mata 1
22 Infus Set 1
23 Standar infuse 1
24 Tempat kotoran atau sampah 1
25 Tempat Kain Kotor 1
26 Tempat Plasenta 1
27 Pot 2
28 Piala Ginja/Bengkok 2
29 Sikat, Sabun ditempatnya 1
30 Semprit glyserin 1
31 Gunting Perban 1
32 Spatel Lidah 1
33 IUD Kit 1
34 Implant Kit 1
35 Gergaji Obat 1

B. Peralatan Steril
Peralatan Banyaknya
Clean Pean 2 buah
½ Kocher 2 buah
Korentang 1 buah
Gunting Tali Pusat 2 buah
Gunting Benang 1 buah
Gunting Episiotomi 2 buah
Kateter Karet 2 buah
Pinset Anatomi 3 buah
Pinset Cirungis 3 buah
Spekelum Vagina 1 buah
Mangkok Metal Kecil 2 buah
Pengikat Tali Pusat 1 set
Tampon Tang dan Tangan Vagina 1 buah
Pemegang Jarum 1 buah
Jarum Kulit dan Otot 1 buah
Sarung Tangan Steril 6 pasang
Benang Sutra + Catgut 5 buah
Doek Steril 2 buah
C. Bahan Habis Pakai
1) Kapas
2) Kain Kasa
3) Plester
4) Pembalut Wanita
5) Hypapic
6) Under pad

D. Formulir yang disediakan
1) Formulir Inform Consert
2) Formulir ANC
3) Formulir Partograf
4) Formulir Persalinan/ Nifas dan KB
5) Buku Register Ibu, bayi, anak, KB, ANC
6) Formulir Laporan
7) Formulir Rujukan
8) Formulir Surat Keterangan Kelahiran

E. Peralatan Lain
Peralatan Banyaknya
Tempat Tidur Pasien 1 buah
Meja 1 buah
Lemari 2 buah
Tempat Tidur Bayi 1 buah
Televisi 1 buah
Lemari Es 1 buah
Etalase peralatan ibu dan bayi 1 buah
Etalase obat-obatan dan peralatan medis 2 buah
Kipas angin 1 buah
Genset 1 buah
Kursi tamu 1 set
Obat-obatan

4. Analisa Data
Hasil pengamatan yang kami lakukan di BPS X dengan menggunakan teknik analisis kualitatif dimana dalam teknik ini digunakan proses berpikir induktif, artinya dalam pengujian hipotesis-hipotesis bertitik tolak dari data yang terkumpul kemudian di simpulkan. Proses berpikir induktif di mulai dari keputusan-keputusan khusus ( data yang terkumpul ) kemudian diambil kesimpulan secara umum. Teknik ini digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari metode observasi wawancara dan diskusi.
Berikut daftar kuisioner yang didapatkan :
KUSIONER TERTUTUP
No. Variabel Y T
1. Apakah pelayanan BPS ini sudah memenuhi standard ? √
2. Apakah bidan sudah bekerja sesuai protap ? √
3. Apakah dalam mendirikan BPS selalu memperhatikan izin proyeknya? √
4. Apakah biaya diterapkan pada pasien sesuai standard ? √
5. Apakah bidan selalu menawarkan product-product diluar jasa misalnya susu formula ? √
6. Apakah dalam menjalankan usahanya bidan selalu berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain ? √
7. Apakah peralatan yang digunakan bidan selama ini sudah memenuhi standard ? √
8. Apakah dana yang digunakan untuk pendirian BPS dari modal sendiri ? √
9. Apakah letak BPS mudah dijangkau oleh pasien ? √
10. Apakah anda memiliki rencana jangka pendek dalam mengelola BPS ? √
11. Apakah anda menerima mahasiswa untuk magang di sini ? √
12. Apakah anda memiliki rencana jangka panjang dalam mengelola BPS ? √
13. Apakah anda sudah mempunyai alat transportasi yang memadai untuk merujuk pasien ? √
14. Apakah letak BPS anda dekat dengan tempat rujukan ? √
15. Apakah selama ini ibu sudah pernah mengikuti pelatihan-pelatihan seperti APN ? √
16. Apakah selama ini anda sudah berpikir untuk menerima tenaga kesehatan lain untuk membantu anda mengelola BPS ini ? √
17. Apakah anda mempunyai kriteria khusus untuk menerima tenaga kesehatan yang akan bekerja di BPS anda ? √
18. Apakah BPS anda sudah mempunyai struktur organisasi ? √
19. Apakah anda selalu melakukan evaluasi terhadap usaha yang telah anda jalankan ? √
20. Apakah penghasilan dari BPS ini sesuai dengan pengeluaran yang sudah anda keluarkan ? √




BAB IV
PEMBAHASAN

1. Peralatan dan Ruang Praktek
Jasa Bidan Prektek Swasta yang beralamat di Jl. Bumi Mas Raya Komp. Bumi Handayani 2 RT. 36 No. 46 Kelurahan Pemurus Baru, Banjarmasin. Merupakan BPS yang berdiri sejak tahun 1996, yag dikelola oleh seorang bidan telah memenuhi persyaratan sebagai bidan praktek swasta dan mendapatkan ijin.
BPS X telah mendapat ijin praktik (SIPB) 503/ 199/ SIPB/ 07/ Dinkes. BPS ini memberikan pelayanan secara mandiri meliputi ANC, INC, PNC, BBL, KB, TUMBANG, Kespro. Untuk pelayanan tersebut tarip ditetapkan sesuai dengan standar standard an masih bias terjangkau olah masyarakat.
BPS X memiliki peralatan pendukung yang cukup banyak. Peralatan yang digunakan meliputi alat tensi, timbangan injak, timbangan bayi, metlin, dopler, lineks, stetoskop, HB set, partus set, perlak, sarung tangan dan sepatu boot.
Selain itu, peralatan yang tak kalah penting yang dimiliki adalah lampu sorot,kateter, kacamata, isap lendir, sungkup, penjepit tali pusar, haeting set, kamar VK atau kamar persalinan dan kamar perawatan, serta dilengkapi dengan obat-obatan yang menunjang dan infus.
`
Hal penting yang selalu diperhatikan oleh bidan di BPS X adalah kelengkapan peralatan yang menunjang untuk persalinan dan pemeriksaan ibu dan anak, sterilisasi akan peralatan tersebut dan kebersihan akan 3B yakni bersih alat, bersih tempat dan bersih penolong.

2. Kendala
Kendala yang dirasakan dalam usaha praktek bidan swasta ini biasanya hanya seputar masalah teknis persalinan. Salah satu contohnya adalah anjuran untuk belum saatnya mengejan tapi ternyata pasien tidak mengindahkannya dan tetap mengejan. Tentu hal ini sangat merepotkan apabila bidan tidak terbiasa menangani hal seperti itu. Selain itu, kendalanya juga pada keluarga pasien yang sering tidak mengerti bahwa ibu haya cuman ditemenin 1 keluarga atau suami karena dapat mengganggu persalinan, untuk jasa praktek bidan swasta yang berada di wilayah yang masih belum bisa menerima suatu perubahan tentang paradigma kesehatan yang berhubungan dengan kebiasaan dan adat istiadat.
Untuk jam praktek dimulai dari 16.00 – 22.00 WITA setiap harinya. Sedangkan untuk pelayanan pasien partus 24 jam. Salah satu penyebabnya adalah proses persalinan yang sering tidak bisa diperkirakan. Ini merupakan resiko jika mereka benar-benar terjun di usaha ini.

3. Analisa Ekonomi

NO PELAYANAN YANG DIBERIKAN JUMLAH PASIEN DLM SEBULAN TOTAL
1. ANC 25 orang Rp.750.000
2. INC,PNC,BBL 5 orang Rp. 4.250.000
5. KB 50 orang Rp.1.250.000
6. TUMBANG 10 orang Rp.250.000
7. KESPRO 10 orang Rp.150.000
8. LANSIA 25 orang Rp.250.000

NO DAFTAR KEBUTUHAN BPS X JUMLAH BARANG PENGELUARAN
1. Infus set & cairan nya 20buah Rp. 150.000
2. Obat KB
- Pil KB
- Injeksi KB 3 bulan
- Injeksi KB 1 bulan
30
140 buah
Rp. 300.000
Rp. 2.800.000
3. Spuit 35 buah Rp. 24.500
4. Needle 50 buah Rp. 25.000
5. Kasa & kapas
6. Alcohol 1 botol Rp. 9000
7. Underpad 1 pak Rp. 50.000
8. Pembalut 5 pak Rp. 30.000
9. Larutan Clorin 4 botol Rp. 60.000
10. Gel 1 botol Rp. 45.000
11. Saplon 1 botol Rp. 25.000
12. Handscoon 1 kotak Rp. 35.000
13. Obat anti perdarahan
Misal:
Oxytocin
Metil ergometrin
20 ampul
Rp. 60.000
14. Obat-obat tambahan
a. Tablet
Misal: minigrip, mixagrip,paracetamol dll
b. Syrup
Misal: Sanmol, OBH Combi, dll
c. Salep
Misal: pagoda, cap kaki tiga, tetracyklin dll

7 pak

10 botol

9 buah

Rp. 84.000

Rp. 70.000

Rp. 45.000


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jasa Bidan Prektek Swasta yang beralamat di Jl. Bumi Mas Raya Komp. Bumi Handayani 2 RT. 36 No. 46 Kelurahan Pemurus Baru, Banjarmasin. Merupakan BPS yang berdiri sejak tahun 1996, yag dikelola oleh seorang bidan telah memenuhi persyaratan sebagai bidan praktek swasta dan mendapatkan ijin.
BPS X telah mendapat ijin praktik (SIPB) 503/ 199/ SIPB/ 07/ Dinkes. BPS ini memberikan pelayanan secara mandiri meliputi ANC, INC, PNC, BBL, KB, TUMBANG, Kespro. Untuk pelayanan tersebut tarip ditetapkan sesuai dengan standar standard an masih bias terjangkau olah masyarakat.
BPS X memiliki peralatan pendukung yang cukup banyak. Peralatan yang digunakan meliputi alat tensi, timbangan injak, timbangan bayi, metlin, dopler, lineks, stetoskop, HB set, partus set, perlak, sarung tangan dan sepatu boot.
Selain itu, peralatan yang tak kalah penting yang dimiliki adalah lampu sorot,kateter, kacamata, isap lendir, sungkup, penjepit tali pusar, haeting set, kamar VK atau kamar persalinan dan kamar perawatan, serta dilengkapi dengan obat-obatan yang menunjang dan infus.
Untuk ruangan praktek, mempunyai 2 ruang (kamar). Satu ruang difungsikan sebagai kamar VK (kamar bersalin), satu ruang lagi untuk perawatan dan juga dijadikan kamar periksa untuk ANC,KB,TUMBANG,dan KESPRO.
Hal penting yang selalu diperhatikan oleh bidan di BPS X adalah kelengkapan peralatan yang menunjang untuk persalinan dan pemeriksaan ibu dan anak, sterilisasi akan peralatan tersebut dan kebersihan akan 3B yakni bersih alat, bersih tempat dan bersih penolong.



DAFTAR PUSTAKA

Black, T.M (1995), Issues in Midwifery. Churchill Livingstone. Eidenburgh.
Bryar, R.M (1995), Theory for Midwifery Practice,ed I. Macmillan Press,LTD, Houndmills.
Departemen Kesehatan RI (1995), Perkembangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia.
Dimond, B (1994). The Legal Aspects of Midwifery, 1 st Edition, Cromwell Press, Ltd. British.
Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (1996), Dokumen 45 Tahun IBI, PP IBI Jakarta.
Sutrisno, F.X.M dan Hardiman,F.B (1992), para Filsuf Penentu Gerak Zaman, Edisi Kelima, Kanisius, Yogyakarta.

Minggu, 17 Februari 2013

My First Mr. X

Aku melihatnya sejak hari pertama MOS (masa orientasi siswa) di MAN 1. Tepatnya di lapangan pada senin pagi, saat upacara pembukaan MOS. Cowok itu berdiri di bagian kelas X-B, kelas tetanggaku. Aku kelas X-A. Dia ganteng, manis, tinggi, dan kayaknya lucu juga. Kuperhatikan dia. Dia mengenakan topi....., yang ga ada dikenakan oleh anak-anak lain. Jadinya kulihat dia yang paliing ganteng.
Cowok itu berbincang dengan salah satu calon teman sekelasku yang berdiri di depanku berjarak dua anak. Kenapa kubilang calon? Karena anggota kelas tiap kelas X baru saja dibagi. Jadi, bisa jadi akan ada perubahan lagi. Tampaknya dia asyik sekali berbincangnya. Dengan cewek cantik lagi. Huuuh....
Sesekali cowok itu tersenyum dan tertawa. Manis sekali. Tampaknya dia juga friendly. Tak lama kemudian, kulihat cowok itu melangkah ke depan barisan kelasnya. sepertinya dia mengajukan diri sebagai ketua kelas.
Aku ingin kenal cowok itu, kupikir. Aku pun maju agar berada tepat di belakang cewek itu.
“Hai!” Sapaku. “Lily.” Kuperkenalkan diri sambil menyodorkan tangan.
“Wati,” jawab cewek cantik itu.
“Kita sekela, ya.” Obrolan pembuka. Dan berikutnya....
“Iya,” sahutnya sambil tersenyum manis.
“O ya, cowok yang tadi itu, cowok kamu, ya?” To the point aja.
“Bukan,” jawabnya sambl mengibaskan tangannya. “Dia teman satu MTsku (Madrasah Tsanawiyah) kemaren.
O... syukurlah. Jadi aku masih punya kesempatan.
“O ya, MTs mana?” tanyaku lagi.
“MTsN Mulawarman.” Jawabnya ramah. “Kenapa? Kamu suka ya sama dia?”
Belum sempat kubertanya lagi, dia sudah bisa menebak maksudku.
“Ah, gak.” Aku menampiknya. Malunya ketahuan....
“namanya Arif. Tenang aja. Dia gak punya cewek qo.’
Aku cuma tersenyum malu.
“Nanti aku bilangin deh kalo kamu mau kenalan.”
Obrolan pagi itu cukup sampai di situ.
Lalu entah gimana caranya bisa begitu. Siangnya, waktu shalat zuhur, aku ketemu lagi sama cowok itu.kali ini dia negur aku lho.
Aku dan dua orang teman baruku, pergi bareng ke mushalla yang letaknya di lantai tiga sekolah ini. Kami para siswa diwajibkan melepas sepatu di bawah tangga tepat di lantai dua. Berrtiga kami duduk di sebuah bangku panjang sambil melepas sepatu dan berbincang. Tiba-tiba...
“Mau shalat juga, ya?”
Ada suara yang kayaknya kukenal deh. Dan sepertinya suara itu ditujukan ke aku.aku pun menengok ke arah suara itu. Saat itu kejadiannya begitu cepat. Kulihat cowok itu setengah jongkok sambil melepas sepatu juga.
“Iya,” jawabku.
“Aku duluan, ya.”
Dia pun berlari menaiki anak tangga.
Hari rabu. Sepulang acara penutupan MOS siang itu, aku berjalan dengan dua orang temanku yang lain. Kami melangkah menuju gerbang sekolah, menunggu jemputan orang tua kami masing-masing.

Selasa, 12 Februari 2013

Dalam Diam

Dalam diam kita saling mengenal. Entah melalui apa, kita mengerti tentang satu sama lain. Egois memang, mungkin. Tapi ini bukan mau kita. Ceritanya sudah tertulis. Bukan dari kita.
Aku tak berharap padamu. Tepatnya tak ingin mengharap akhir indah tentang kita. Itu salah satu cara yang terpikir dibenakku agar aku masih sanggup menghela nafas saat kenyataan nanti jika memang begitu. Yang diinginkan sekarang hanyalah cukup dengan yang sekarang. Aku yakin, ini yang terbaik. Aku tersenyum dalam rasa nyamanku.
Tak ada keraguan tentang ini. Tapi, beginilah jalan kita sekarang.
Aku memiliki kehidupan lain. Kau pun begitu. Tak ada pertentangan antara keduanya.
Ternyata rasa kita jauh lebih dalam dari yang kita bayangkan. Tapi kita sama-sama mencoba mengingkarinya karena kita tahu ini tak kan berhasil. Waktu pun tak berpihak pada kita.
Kupikir, memang ini yang harus kita mengerti dan sepakati bersama. Kita tak ingin ada yang terluka. Kita tak ingin saling menyakiti satu sama lain. Kita tak bisa bahagia diatas dukanya. Tapi akhirnya kita bertiga yang terluka. Aku harus mengingkari rasa itu. Kamu harus berhenti beraharap. Dan dia bersamamu tanpa kau yang mempunyai rasa itu terhadapnya. Aku pun terjebak bersamanya tanpa kumiliki rasa itu terhadapnya.
Yang lebih menyakitkan. Mempunyai perasaan yang sama, tapi tak bisa bersama saling membaginya. Jauh lebih menyakitkan daripada bertepuk sebelah tangan.
Dengan mudah aku mengatakannya. Dengan mudah aku menyarankan agar kau mengingat kembali hal-hal yang membuatmu memilihnya. Dengan mudah aku mengatakan kau tidak tegas. Dan kau terdiam. Aku juga yang lebih dulu mengatakan, aku tak berharap padamu, karena itu aku tetap bisa tersenyum menjalani ini. Kukatakan juga, kita tak akan bisa bersama. Karena aku tak ingin menambah rasa bersalahku dengan menyakiti sesama perempuan.
Sahutmu kemudian, kau ingin berhenti berharap. Berhenti bersikap layaknya yang semula itu. Itu merubuhkan seluruh ketegaranku. Rasanya tak bisa kubangkit. Tapi, bukankah itu juga caraku selama ini. Sehingga hadirlah keikhlasanku dalam menjalani ini semua. Egoku, kuingin kau tetap tak berubah. Tapi, kau yang menginginkannya. Aku pun mengiyakannya karena itulah caraku selama ini.
Kini, aku terisak dalam heningku. Aku ingin kembali ke satu hari kemaren. Aku ingin, aku tak bicara apapun saat itu. Baru kemaren aku masih tertawa karenamu.
Hujan pun ikut mengerti tentang kita. Ia turun saat kita resah dalam kebimbangan. Seolah ia menyetujui kita. Ia ingin kita tetap di sana dalam malam itu.
Kita memang bertekad untuk berhenti. Semuanya perlu waktu.
Aku tidak akan berharap padamu. Karena aku memang belum tau betul bagaimana perasaanku. Meskipun nantinya aku tau, dan akhirnya iya. Aku tetap tidak akan berharap. Aku akan membunuh rasa itu jika akhirnya hadir juga. Karena aku tidak ingin mereka semakin memusuhiku. Dan aku tidak ingin menyakiti hatinya.
Aku terjebak dalam pikiran dan perasaanku sendiri. Aku nyaman denganmu. Aku nyaman berada di dekatmu. Aku senang kau ada. Tapi, aku yakin bahwa aku tidak lebih dari menyukaimu sampai aku ingin bersamamu. Di sisi lain, aku sangat merasa tidak nyaman saat kutahu, dia sudah mulai bisa menerimamu kembali. Kau pun semakin bisa mengarahkannya. Dan kau tetap merasa nyaman denganku. Kau tetap seperti seseorang yang sangat memerlukanku. Kau menghubungiku untuk hal-hal biasa. Sekedar perhatian harian layaknya.
Kamu jahat. Mencoba menyayanginya kembali dan kembali padanya. Sementara itu kau bilang menyayangi orang lain. Kau juga bilang tidak akan berhenti berharap padaku. Tidak kah kau pikir itu menyakitinya? Meskipun dia tidak tahu. Tapi, aku tahu. Dan bertambah lagi satu hal alasan yang membuatku berpikir bahwa kau bukan seseorang yang tegas. Dan aku tidak suka itu. Pernahkah terpikir olehmu? Kata-katamu tentang kita itu bisa saja membuatku berharap padamu. Dan itu hanya akan menyakitiku. Karena aku tahu, tidak akan ada ‘tentang kita’. Itu tidak akan berhasil.
Aku ingin kau tetap melihat ke arahku, tetap berada di dekatku. Meskipun, kita hanya sahabat. Egois memang. Tapi, itulah mauku. Tenang saja, tak akan kulakukan itu padamu. Aku akan tetap bersikap layaknya sahabat dan kakak di depanmu. Aku akan tetap mendukung maumu. Aku akan mencoba mencarikan arah saat kau kehilangan arah. Aku akan tetap mendekatkanmu padanya.
ma'afkan aku. kupikir kau bisa mengerti tentang ini.

10 HAL YANG AKU BENCI TENTANGMU

Aku benci padamu ketika kita berpisah
Aku lebih membencimu ketika kita berrtemu
(karena kita sama-sama membisu)
Aku benci padamu ketika aku tak tahu isi hatimu
Aku lebih membencimu ketika kutahu isi hatiku
(karena aku tak bisa mengatakannya)
Aku benci padamu ketika kau memandangku
Aku lebih membencimu ketika aku memandangmu
(karena aku hanya bisa memandangmu)
Aku benci pdamu kala ingat saat yang telah lalu
Aku lebih membencimu kala memikirkan masa yang akan datang
(karena aku takut akan kehilanganmu)
Aku benci padamu karena kau membuatku merindukanmu
Aku paling membencimu......
Karena aku sama sekali tidak bisa membencimu
by Mutisya Elma

Mengapa Menunggu?

Cinta.....
Mereka yang tidak menyukainya, menyebutnya tanggung jawab.
Mereka yang bermainn dengannya, menyebutnya sebuah permainan.
Mereka yang tidak memilikinya, menyebutnya sebuah impian.
Mereka yang saling mencintai, menyebutnya taqdir.
Kadang Tuhan yang mengetahui yang terbaik, akan memberi kita kesusahan untuk menguji.
Kadang Ia pun melukai hati, supaya hikmat-Nya bisa tertanam dalam. Jika kita kehilangan cinta, maka pasti ada alasan di baliknya. Alasan yang kadang sulit dimengerti, namun kita tetap harus percaya bahwa ketika Ia mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yang terbaik.
Mengapa menunggu?
Karena walaupun kita ingin mengambil satu keputusan, kita tidak ingin tergesa-gesa.
Karena walaupun kita ingin cepat, kita tidak ingin sembrono.
Jika ingin berlari, belajarlah berjalan dahulu.
Jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu.
Jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu.
Pada akhirnya, lebih baik menunggu orang yang kita inginkan, ketimbang memilih apa yang ada.
Tetap lebih baik, menunggu orang yang kita cintai, ketimbang memuaskan diir, dengan apa yang ada.
Tetap lebih baik menunggu orang yag tepat.
Karena hidup ini terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah. Karena menunggu memiliki tujutan yang mulia dan misterius.
Bunga tidak mekar dalam waktu semalam.
Kota Roma tidak dibangun dalam sehari.
Kehidupan dirajut dalam rahim selama sembilan bulan.
Cinta yang agung terus bertumbuh selama kehidupan.
Kebanyakan hal yang indah dalam hiduptetap memerlukan waktu yang lumayan lama, dan penntian kita tidaklah sia-sia.
Walaupun menunggu membutuhkan banyak hal, iman, keberanan, dan pengharapan, penantian menjanjikan satu hal yang tidak dapat seorang pun bayangkan.
Pada akhirnya, Tuhhan dalam segala hikmat-Nya meminta kita menunggu karena alasan yang penting.
sumber: unknow